Minggu, 07 Juni 2015

Heboh 10 Turis Telanjang sebagai Pemicu Gempa Kinabalu

SENIN, 08 JUNI 2015 | 07:40 WIB


TEMPO.CO, Sabah - Wakil Menteri Besar yang juga Menteri Pengembangan Infrastruktur Negara Bagian Sabah, Joseph Pairin Kitingan, mengatakan aksi telanjang yang dilakukan sepuluh wisatawan di Gunung Kinabalu memicu datangnya gempa berkekuatan 5,9 skala Richter. Sebab tindakan mereka itu menunjukkan rasa tidak hormat kepada gunung suci tersebut.

“Tragedi gempa itu konsekuensi atas tindakan mereka,” kata Kitingan seperti dilansir Straits Times, Sabtu, 6 Juni 2015.

Gempa tersebut melanda Malaysia timur pada Jumat pagi, 5 Juni 2015. Musibah itu menyebabkan sedikitnya sebelas orang tewas dan delapan lainnya hilang.

Dipercaya atau tidak, Kitingan menjelaskan, penduduk Sabah percaya bahwa Gunung Kinabalu merupakan tempat suci. Pendatang tak bisa menganggap remeh hal tersebut.

Pernyataan ini bermula dari beredarnya foto sepuluh turis asing di Facebook. Dua di antaranya telanjang. Menurut Thestar.com, keduanya berfoto di titik 8 kilometer. Mereka mulai mendaki pada 30 Mei 2015.

Kepolisian Malaysia menyatakan dua dari sepuluh wisatawan itu merupakan saudara kandung berkebangsaan Kanada. Mereka bernama Lindsey Petersen, 23 tahun, dan Danielle Petersen, 22 tahun. Mereka kini dicegah meninggalkan Malaysia dan harus menjalani proses hukum di pengadilan.

Tiga orang lain yang turut teridentifikasi yakni Eleanor Hawrins dan Dylan Thomas, yang berkebangsaan Belanda, dan seorang warga negara Jerman bernama Stephan Pohlner. Sedangkan lima wisatawan lain tidak teridentifikasi.

THE STRAITS TIMES | LINDA HAIRANI

http://dunia.tempo.co/read/news/2015/06/08/118672927/heboh-10-turis-telanjang-sebagai-pemicu-gempa-kinabalu

SEA Games 2015, Indonesia Dapat 4 Emas dari Wushu dan Judo

SENIN, 08 JUNI 2015 | 08:06 WIB
SEA Games 2015, Indonesia Dapat 4 Emas dari Wushu dan Judo
Atlet Wushu Indonesia, Lindswell Kwok memperagakan jurus pada kategori Taulo nomor Taijijian Putri Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, 22 Septemebr 2014. ANTARA/Saptono
TEMPO.CO, Singapura - Empat medali emas menjadi tambahan kontingen Indonesia pada hari ketiga penyelenggaraan SEA Games 2015 Singapura. Empat emas datang dari cabang olahraga bela diri. Wushu menyumbangkan tiga emas sementara sisanya berasal dari judo.

Lindswell, Harris Horatius, dan Achmad Hulaefi jadi atlet andalan wushu untuk mendulang emas. Lindswell merebut emas setelah tampil apik di nomor taijiquan. Sementara Harris keluar sebagai pemenang di nomor nan quan+ nan gun serta Hulaefi menyumbangkan emas di nomor cudgel gunshu.

Manajer wushu Novita mengatakan Lindswell memang diharapkan bisa meraih emas bagi Indonesia. "Dia tampil bagus dan kami senang target berjalan sesuai rencana," kata Novita seperti dikutip Antara, Senin, 8 Juni 2015.

Sejauh ini, wushu sudah menyumbangkan delapan medali yang terdiri dari tiga emas, dua perak, dan tiga perunggu. Masih ada sembilan medali emas lagi yang akan diperebutkan hari ini di cabang olahraga wushu.

Satu emas lainnya yang berasal dari judo disumbangkan oleh atlet Horas Manurung yang tampil di nomor 81-90 kg putra. Di final ia sukses mengalahkan wakil tuan rumah Gabriel Yang. Belajar dari kegagalan saat tampil di Olimpiade Militer di Korea Selatan, Horas mengatakan ia berupaya tidak membuat kesalahan. "Medali ini amat berarti bagi saya," ucapnya.

Dengan perolehan ini, tambahan medali Indonesia menjadi 12 medali emas, 11 perak dan 16 perunggu dan menempati peringkat empat. Sedangkan peringkat pertama masih dipegang oleh Singapura yang mengemas 26 emas, 20 perak dan 37 perunggu.

Sementara itu cabang renang yang diharapkan sanggup menyumbangkan medali ternyata tampil di bawah harapan. Dua perenang andalan Indonesia yang sudah tampil lebih dulu, yaitu I Gede Siman Sudartawa dan Triady Fauzi gagal merebut medali. "Lawan tampil sangat bagus. Saya sendiri rasanya kurang maksimal," kata Triady usai tampil di nomor 100 meter gaya bebas.

Keduanya masih akan berlomba lagi. Triady akan bermain di nomor 50 meter gaya bebas sedangkan Siman turun di nomor 50 meter gaya punggung.

SEA GAMES 2015 | ADITYA BUDIMAN

http://sport.tempo.co/read/news/2015/06/08/103672930/SEA-Games-2015-Indonesia-Dapat-4-Emas-dari-Wushu-dan-Judo?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Jumat, 08 Mei 2015

Republik Kemerdekaan Liberland Negara Kecil Lahir di Benua Eropa

Negara Mungil Seukuran Desa Ini Merdeka tanpa Pengakuan


Negara Mungil Seukuran Desa Ini Merdeka tanpa Pengakuan
Presiden Vit Jedlicka (tengah) berpose dengan para pendukungnya saat memplokamirkan Republik Liberland di sebuah desa di Serbia. Reuters
TEMPO.COLiberland - Jauh dari hiruk pikuk, warga Liberland merayakan hari kemerdekaan negara mereka pada Sabtu, 2 Mei 2015. Negara mikro yang terletak di tepi Sungai Danube itu secara geografis berada di antara Kroasia dan Serbia. Liberland sebenarnya resmi mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka pada 13 April lalu.
Layaknya sebuah negara, Liberland memiliki bendera kenegaraan, konstitusi, dan moto:


“Semboyan Liberland adalah ‘Untuk Hidup dan Tetap Hidup” karena negeri ini mendedikasikan diri untuk kebebasan personal dan ekonomi bagi warganya yang dijamin konstitusi yang membatasi kekuasaan para politisi sehingga mereka tak bisa mencampuri terlalu banyak kebebasan negara Liberland,” tulis situs resmi Liberland.
Belum satu pun negara di dunia mengakui kemerdekaan Liberland. Namun para pendirinya tak goyah. Menariknya, banyak orang dari berbagai negara mengajukan permohonan menjadi warga negara seukuran 3 mil persegi itu. Sekitar seratus orang yang pertama tiba di Liberland akan mendapatkan status warga negara terhormat.

"Ini tentang pembatasan kekuasaan negara. Pemerintahan telah tumbuh begitu besar. Sistem tak bermoral, tapi saya menemukan bahwa sesuatu yang tak mungkin berubah kami akan ubah dari luar," Jedlicka menjelaskan alasan pendirian negara seluas 3 mil persegi itu. Jedlicka dikenal anti-pemerintah Republik Cek dan Uni Eropa.

Menurut Jedlicka, 300 ribu orang dari berbagai penjuru dunia telah mengajukan permohonan menjadi warga negara kehormatan—sekalipun Liberland belum mendapat pengakuan resmi dari banyak negara. Namun pemerintah Liberland tidak begitu saja memberikan status warga negara kehormatan kepada para pendatang. Meski siapa saja boleh mengajukan permohonan kewarganegaraan, bukan berarti tanpa syarat.

Liberland tidak akan memberikan kewarganegaraan kepada orang-orang penganut paham komunis, Nazi, atau ekstremis pada masa lalu, atau mereka yang punya rekam jejak pelaku kriminal. Nah, mereka yang diterima sebagai warga negara Liberland diminta membawa makanan, bir, tenda, dan kantong untuk tidur (sleeping bags). Pasalnya, di Liberland belum ada rumah ataupun bangunan, kecuali kayu dan lapangan terbuka.

Hebatnya, pemerintah negara Liberland punya ambisi besar untuk membangun pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan membuat penduduknya hidup di gedung pencakar langit. Anda berminat tinggal di Liberland?